Sejarah dunia - Dexter Harto K
Dexter Harto Sejarah dunia adalah sejarah umat manusia di seluruh dunia,
di semua daerah di Bumi, dirunut dari era Paleolitikum (zaman batu tua).
Berbeda dengan sejarah Bumi (yang mencakup sejarah geologis Bumi dan era
sebelum keberadaan manusia), sejarah dunia terdiri dari kajian rekam arkeologi
dan catatan tertulis, dari zaman kuno hingga saat ini. Pencatatan sejarah
dimulai sejak aksara dan sistem tulisan diciptakan, tetapi asal mula peradaban
bertolak dari periode sebelum penciptaan tulisan, atau zaman prasejarah.[1][2]
Prasejarah dimulai dari Paleolitikum (zaman batu tua), diikuti dengan
Neolitikum (zaman batu muda) dan Revolusi Pertanian (antara 8000–5000 SM) di
kawasan Hilal Subur. Revolusi tersebut merupakan titik perubahan besar dalam
sejarah umat manusia karena sejak masa itu mereka telah mampu membudidayakan
tumbuhan dan hewan.[3] Seiring dengan perkembangan pertanian, gaya hidup nomad
berubah menjadi gaya hidup menetap sebagai petani.[a] Kemajuan pertanian
mengakibatkan pembagian strata pekerja dalam usaha panen. Strata pekerja
menyebabkan munculnya strata masyarakat dan perkembangan kota-kota. Banyak kota
kuno berkembang di tepi-tepi kumpulan air (danau dan sungai) yang dapat
menyokong kehidupan. Pada masa 3000 tahun sebelum Masehi, telah muncul peradaban
di lembah Mesopotamia (dataran di antara sungai Tigris dan Efrat) di Timur
Tengah,[5] di tepi Sungai Nil, Mesir,[6][7][8] dan di lembah Sungai
Indus.[9][10][11] Selain itu, peradaban juga muncul di lembah Sungai Kuning. Di
tempat-tempat perkembangan peradaban kuno, pertumbuhan masyarakat yang semakin
kompleks menyebabkan penciptaan aksara untuk mempermudah usaha administrasi dan
niaga.[12]
Add caption |
Dexter Harto K -Sejarah Dunia Lama (khususnya Eropa dan Mediterania) umumnya
terbagi menjadi Abad Kuno, yang terhitung dari zaman sebelum 476 Masehi; Abad
Pertengahan,[13][14] dari abad ke-5 hingga abad ke-15, meliputi Zaman Kejayaan
Islam (sekitar 750 M hingga sekitar 1258 M) dan Zaman Renaisans Eropa Awal
(bermula sekitar 1300 M);[15][16] Abad Modern Awal,[17] dari abad ke-15 sampai
akhir abad ke-18, mencakup Abad Pencerahan; dan Abad Modern Akhir, dari masa
Revolusi Industri hingga sekarang, termasuk sejarah kontemporer. Dalam sejarah
Eropa Barat, "Kejatuhan Roma" tahun 476 M umumnya dipandang sebagai
penanda akhir Zaman Kuno dan permulaan Abad Pertengahan. Sebaliknya, di Eropa
Timur terjadi transisi dari Kekaisaran Romawi menjadi Kekaisaran Bizantium,
yang tidak runtuh sampai berabad-abad kemudian. Pada pertengahan abad ke-15,
teknik cetak modern yang ditemukan Johannes Gutenberg merevolusi metode
komunikasi,[18] dan berperan dalam mengakhiri Abad Pertengahan serta menjadi
perintis dalam Revolusi Ilmiah.[19] Pada abad ke-18, akumulasi pengetahuan dan
teknologi—khususnya di Eropa—telah mencapai massa genting yang menuju kepada
Revolusi Industri.[20]
Di tempat lain, meliputi Timur Dekat Kuno,[21][22] Tiongkok
Kuno,[23] dan India Kuno, terjadi rentang sejarah berbeda-beda. Pada abad
ke-18, karena perdagangan internasional dan kolonisasi yang ekstensif, sejarah
berbagai peradaban menjadi terjalin secara signifikan (lihat: globalisasi).
Dalam waktu sekitar seperempat milenium, angka pertumbuhan jumlah penduduk,
pengetahuan, teknologi, perekonomian, tingkat kerugian senjata, dan kerusakan
lingkungan meningkat drastis, mendatangkan risiko bagi kelayakhunian
Hasil perhitungan jam molekuler mengindikasikan bahwa garis
silsilah hominid yang mengarah pada Homo sapiens bercabang dengan garis keturunan yang
mengarah pada simpanse (kerabat terdekat manusia modern yang
masih hidup) sekitar lima juta tahun yang lalu.[26] Menurut para ahli, genus Australopithecine, yang kemungkinan besar merupakan kera
pertama yang berjalan tegak, berangsur-angsur menurunkan genus Homo. Salah satu spesiesnya, Homo erectus (1,9 juta–10.000 tahun lalu) mampu
menggunakan peralatan kayu dan batu sederhana selama ribuan tahun, dan seiring
waktu, peralatan yang dipakai terus diperbagus dan lebih kompleks. Bukti bahwa
pemanfaatan api oleh H. erectus sudah dimulai sejak 400.000
tahun lalu banyak didukung oleh para ilmuwan, sementara klaim yang menyatakan
jauh sebelum itu kurang diterima karena kurang meyakinkan dan tidak lengkap.[27] Sejak sekitar 125.000 tahun yang lalu dan
seterusnya, pemanfaatan api untuk menghangatkan tubuh dan berburu menyebar ke penjuru
dunia.[28]
Pada rentang Paleolitik (2,6 juta–10.000 tahun lalu), Homo heidelbergensis—keturunan H. erectus—menyebar
di Afrika dan Eropa 600.000 tahun
lalu, dan menjadi leluhur bagi manusia Neanderthaldan manusia modern. Pada Paleolitik Madya (300.000–30.000 tahun lalu), manusia
modern anatomis (Homo sapiens) muncul di benua Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu.[29] Mereka mengembangkan bahasa dan repertoar konseptual untuk pemakaman sistematis bagi
kerabat yang meninggal dan penghiasan diri bagi yang masih hidup.[30] Selama periode ini, umat manusia bekerja sebagai pemburu-pengumpul
makanan. Kehidupan dengan
harapan akan keberhasilan dalam perburuan juga melahirkan kepercayaan, atau
religi purba.[31] Ekspresi artistik awal dapat ditemukan dalam bentuk lukisan gua dan ukiran yang dibuat dari kayu atau batu. Umumnya manusia purba
menggambarkan hewan buruannya atau aktivitas perburuannya. Selain itu, pada
umumnya mereka hidup nomadis, kerap berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lain tergantung jumlah hewan buruan di tempat tinggal mereka. Mereka
mencapai Timur Dekat sekitar 125.000 tahun yang lalu.[32] Dari Timur Dekat, populasi
mereka menyebar ke timur menuju Asia Selatan sekitar 50.000 tahun yang lalu, dan menuju Australia sekitar 40.000 tahun yang lalu,[33] dan untuk yang pertama kalinya, H. sapiens mencapai
teritori yang belum pernah dicapai H. erectus sebelumnya.
H. sapiens menyebar
secara cepat dari Afrika menuju kawasan bebas es di Eropa dan Asia sekitar 60.000
tahun yang lalu. Mereka mencapai pemutakhiran perangai sekitar 50.000 tahun
yang lalu.[29] Mereka mencapai Eropa sekitar 43.000
tahun yang lalu,[34] dan akhirnya mereka
menggantikan populasi Neanderthal yang lebih dahulu menduduki kawasan
tersebut. Pada masa itu terjadi periode glasial akhir, ketika suhu kawasan di belahan utara Bumi
sangat tidak layak huni. Akhirnya umat manusia menghuni hampir dari seluruh
bagian bebas es di muka Bumi sampai akhir glasial, sekitar 12.000 tahun yang
lalu. Asia Timur dicapai sekitar 30.000 tahun lalu.
Perkiraan waktu migrasi ke Amerika Utara masih diperdebatkan; kemungkinan terjadi
sekitar 30.000 tahun lalu, atau mungkin pada masa berikutnya, sekitar 14.000
tahun lalu. Kolonisasi Polinesia di samudra Pasifikbermula sekitar 1300 SM, dan berakhir sekitar
900 M. Leluhur bangsa Polinesia meninggalkan Taiwan sekitar 5000 tahun lalu.
Gambaran aktivitas berkesenian yang dicapai
manusia pada zaman purba. Lukisan karya Paul Jamin (1853–1903).
Lukisan bison yang dibuat pada
Era Paleolitik Hulu (50.000–10.000 SM) di gua Altamira, Spanyol. Lukisan purba merupakan rekam arkeologis tentang keadaan
sebelum umat manusia menciptakan sistem tulisan.
Data arkeologis mengindikasikan bahwa domestikasi sejumlah hewan dan pembudidayaan tanaman berkembang di
beberapa tempat di seluruh dunia, dimulai sejak periode Holosen[35] (sekitar 12.000–11.500 tahun lalu sampai kini).[36] Di Timur Tengah, pertanianberkembang di kawasan Hilal Subur sejak sekitar 10.000–9000 SM; di Eropa, ada bukti
pembudidayaan gandum, domba, kambing, dan babi yang mengindikasikan kegiatan produksi
pangan di Yunani dan Aegea sekitar 7000 SM[37]; di Tiongkok, budi daya jawawutdimulai sejak 8000 SM;[38] di Amerika, labu dibudidayakan sejak 10.000–8000 SM,
sedangkan jagung sejak 7500 SM.[39][40] Transisi dari gaya hidup berburu ke pertanian dalam periode tersebut dikenal sebagai Revolusi Neolitik. Pertanian cocok untuk populasi yang sangat
padat, dan dalam pengelolaannya terciptalah strata pekerja karena tidak seluruh
populasi terjun langsung dalam pertanian.[41]Pada akhirnya, proses panen dan strata
pekerja terorganisasi menjadi suatu wilayah berdaulat.[41] Pertanian juga menghasilkan surplus makanan yang mampu menyokong kehidupan orang-orang yang tidak
terlibat langsung pada produksi bahan pangan.[42][43]
Perkembangan pertanian menghantarkan manusia pada
pendirian kota-kota pertama di dunia. Kawasan tersebut merupakan pusat perdagangan, pabrik, dan kekuatan politik yang hampir tidak menghasilkan pangan dengan sumber daya
sendiri. Kota menciptakan simbiosis dengan desa di
sekelilingnya. Kota menerima produk pangan dari desa, dan sebagai gantinya kota
menyediakan produk pabrik serta perlindungan dan kendali militer yang
berstrata.[44]
Perkembangan kota-kota berarti kemunculan peradaban.[b] Peradaban awal muncul pertama
kali di Mesopotamia Hulu (3500 SM),[45]diikuti dengan peradaban Mesir di sepanjang sungai Nil (3300 SM)[8] dan peradaban
Harappa di lembah sungai Indus (di masa kini merupakan wilayah Pakistan; 3300 SM).[46][47] Masyarakat tersebut mengembangkan sejumlah karakteristik
yang sama, misalnya pemerintahan pusat, struktur sosial dan perekonomian yang
kompleks, sistem tulisan dan bahasa yang canggih, dan agama serta budaya yang
khas. Aksara merupakan perkembangan penting lainnya dalam perkembangan
sejarah manusia, karena mendukung administrasi kota-kota dan membuat
pengungkapan gagasan menjadi lebih mudah.
Zaman Perunggu adalah bagian dari sistem tiga zaman (Zaman Batu, Zaman Perunggu, Zaman Besi) yang memberi deskripsi sejarah peradaban kuno secara efektif
bagi beberapa kawasan dunia. Selama era tersebut—di kawasan-kawasan yang paling
subur—berdirilah negara kota dan peradaban awal mulai berkembang di
beberapa bagian dunia. Peradaban-perdaban tersebut terpusat pada lembah sungai
yang subur: sungai Tigris dan Efrat di Mesopotamia, sungai Nil di Mesir, sungai Indus di Asia Selatan, dan Yangtzeserta sungai Kuning di Tiongkok. Peradaban yang berada di kawasan sungai merupakan peradaban
kuat pada masa itu karena air diperlukan untuk membangun suatu masyarakat agraris. Transportasi juga difasilitasi dengan jalur air, baik melalui
sungai atau laut.
Reruntuhan kota kuno Ur di Irak, salah satu tempat
perkembangan peradaban Sumeria (± 3000 SM), dengan ziggurat Ur (rekonstruksi) sebagai latar belakangnya.
Mesopotamia merupakan region di kawasan Hilal Subur, tempat berdirinya beberapa negara kota pada zaman kuno. Pertemuan sungai Tigris dan Efrat di kawasan tersebut menciptakan tanah yang subur dan
persediaan air untuk irigasi. Peradaban-peradaban yang muncul di sekitar sungai
tersebut merupakan peradaban non-nomadis terkuno yang diketahui sejauh ini.
Oleh karena kebudayaan Sumeria, Akkadia, Asiria, dan Babilonia muncul di daerah tersebut, maka teori yang
menyatakan Mesopotamia sebagai maulid peradaban diakui oleh
banyak ilmuwan.[48]
Sumeria, salah satu peradaban yang berkembang di kawasan Mesopotamia adalah peradaban kompleks pertama yang diketahui sejauh
ini, berkembang dari beberapa negara kota pada milenium ke-4 sebelum Masehi. Dalam peradaban inilah tercipta bata, roda, bajak, dan gerabah untuk pertama kalinya dalam sejarah. Peradaban Sumeria
muncul selama periode Ubaid(6500–3800 SM) dan Uruk (4000–3100
SM). Eridu merupakan situs
Sumeria tertua, dihuni selama awal periode Ubaid. Terletak beberapa mil di
sebelah barat daya Ur, Eridu merupakan tempat
perpaduan antara kota kuil di Sumeria (Mesopotamia bagian selatan) dengan
permukiman kuno di wilayah tersebut yang telah ada sejak sekitar 5000 SM.
Bangsa Sumeria bercocok tanam di kawasan sungai Tigris dan Efrat. Surplus pangan memicu pembagian kerja. Hal ini disebabkan
karena tidak semua orang terjun ke bidang pertanian. Akhirnya, terciptalah
strata dalam masyarakat, sehingga terbentuklah piramida sosial. Pada bangsa Sumeria, raja, pendeta, dan pejabat pemerintahan
berada pada puncak piramida. Di bawah mereka terdapat pegawai, pedagang,
petani, dan nelayan. Dasar piramida merupakan tempat bagi para budak. Budak
biasanya merupakan bekas tahanan, narapidana, atau orang yang terlilit hutang.
Di kawasan Mesopotamia, bentuk tulisan terawal, yaitu huruf paku (kuneiform), muncul sekitar 3000 SM. Kuneiform berawal
dari sebuah sistem piktograf. Gambar-gambar representasi tersebut berangsur-angsur menjadi
lebih sederhana dan abstrak. Kuneiform ditulis pada sabak tanah liat,
dan hurufnya digambar dengan buluh yang berfungsi sebagai stilus. Dengan dibuatnya tulisan, administrasi suatu negara besar
menjadi lebih mudah. Bagi bangsa Sumeria, hanya anak orang kaya dan bangsawan
saja yang berhak mendapatkan pendidikan baca-tulis. Mereka belajar di tempat
yang disebut edubba.
Hanya anak lelaki yang belajar di edubba saja yang berhak
menjabat sebagai kerani atau juru tulis. Budaya menulis telah menyumbangkan
catatan sejarah akan keberadaan peradaban ini. Salah satu karya tulis tertua di
dunia, yaitu wiracarita Gilgamesh, berasal dari peradaban ini.
Pada abad ke-24 SM, Kekaisaran Akkadia berdiri di Mesopotamia.[49] Beberapa abad berikutnya, awal
kerajaan Asiria berdiri, disusul dengan Babilonia.
Lukisan kegiatan bercocok tanam, dari
zaman Mesir Kuno, sekitar 1200 SM. Di tempat-tempat kelahiran
peradaban, kegiatan bercocok tanam mengakhiri periode berburu dan hidup
nomaden.
Daerah aliran sungai Nil di Afrika Utara merupakan tempat perkembangan peradaban Mesir Kuno. Sekitar 6000 SM, masyarakat Pra-Kerajaan Mesir (sebelum sistem monarki didirikan di Mesir) sudah mampu
bercocok tanam dan menggembalakan ternak. Usaha komunikasi visual awal dapat
teramati dari simbol-simbol yang terdapat pada gerabah dari Gerzeh, sekitar 4000 SM, yang menyerupai aksara hieroglif Mesir
Kuno. Mortar mulai digunakan sejak 4000 SM, dan tembikar glasir bening mulai diproduksi sejak 3500 SM. Rumah
sakit atau pusat pelayanan medis didirikan sekurang-kurangnya sejak 3000 SM.
Bukti arkeologis mengindikasikan keberadaan manusia di kawasan
barat daya Mesir, dekat perbatasan Sudan, sekitar 8000 SM.
Sejak sekitar 7000–3000 SM, iklim Sahara lebih lembab daripada kini, sehingga memungkinkan kegiatan
bercocok tanam di tanah yang kini telah gersang. Perubahan iklim setelah 3000
SM menyebabkan proses kegersangan secara berangsur di kawasan tersebut. Sebagai
dampak dari perubahan tersebut, suku-suku kuno penghuni Sahara terdesak untuk
pindah ke daerah sekitar sungi Nil sekitar
2500 SM. Di sana mereka mengembangkan ekonomi agraris serta sistem masyarakat
yang lebih kompleks. Suku yang sudah sejak lama mendiami pinggiran sungai Nil
juga telah mengembangkan masyarakat mereka secara mandiri. Hewan ternak sudah
diimpor dari Asia antara 7500 SM sampai 4000 SM.
Bangsa Mesir Kuno dikenal karena sejumlah prestasi dan penemuan
dalam sejarahnya, di antaranya pembangunan piramida kolosal mereka, ilmu bedah kuno, ilmu matematika, dan transportasi dengan perahu. Kebangkitan
dinasti-dinasti Mesir dimulai setelah bersatunya Mesir Hulu dan Hilir sekitar
3200 SM, dan berakhir sekitar tahun 340 SM, saat dimulainya kuasa Dinasti Akhemeniyah atas wilayah Mesir. Kerajaan Mesir dipimpin oleh penguasa
monarki bergelar firaun. Pada puncak kejayaannya, kerajaannya
terbentang dari delta sungai Nil hingga gunung Jebel Barkal di Sudan.
Masyarakat Mesir Kuno bergantung pada keseimbangan sumber daya
alam dan manusia, terutama irigasi sungai Nil yang membantu pertanian mereka. Bangsa ini
dikenal sebagai pengguna tulisan hieroglif,
pembangun piramida, kuil, dan pemakaman bawah
tanah, serta pengguna kereta perang sebagai pendukung kekuatan militernya.
Ada perbedaan besar pada kelas dalam masyarakatnya. Sebagian besar anggota
masyarakatnya merupakan petani namun mereka tidak berhak atas hasil pertanian yang mereka
usahakan. Hasil pertanian merupakan milik negara, kuil, atau keluarga bangsawan
yang memiliki lahan pertanian. Perbudakan juga ada, namun aplikasinya pada masyarakat Mesir Kuno
masih belum jelas.[50]
Kawasan peradaban lembah Sungai Indus, dengan
batas-batas negara masa kini. Sebagian besar merupakan wilayah negara Pakistan, dan sebagian lagi wilayah Iran, Afganistan, dan India.
Peradaban
Lembah Sungai Indus atau Peradaban
Harappa terjadi sekitar 3300 SM, dan tahap-tahap permulaannya terjadi pada masa
sebelum 4000 SM. Peradaban tersebut berpusat pada kawasan sekitar sungai Indus (sebagian besar merupakan wilayah Pakistan, dan sebagian kecil merupakan wilayah Afganistan, Iran, dan India), terbentang ke timur
sampai lembah sungai Ghaggar-Hakra[51] dan hulunya mencapai doab Gangga-Yamuna;[52][53] peradaban tersebut terbentang ke barat sampai
pesisir Makran di Balochistan, ke utara sampai Afghanistan Tenggara dan ke selatan sampai Daimabad di Maharashtra. Perkembangan peradaban tersebut terbagi dalam beberapa tahap
dan menandai pembangunan kota-kota di anak benua India.[54] Di kawasan peradaban itulah
kegiatan pertanian pertama di Asia Selatan terjadi. Gandum, jelai, dan jujuba dibudidayakan
sekitar 9000 SM; budi daya domba dan kambing menyusul kemudian.[55]Budidaya jelai dan gandum—juga usaha
peternakan, terutama domba dan kambing—berkembang di Mehrgarh sekitar
8000–6000 SM.[56][57] Pada periode tersebut juga terjadi domestikasi gajah.[55] Sekitar milenium ke-5 SM, masyarakat agraris tersebar di
kawasan Kashmir.[57] Di situs pemakaman dari zaman peradaban ini ditemukan
barang-barang yang sudah bisa diproduksi pada masa tersebut, yaitu: keranjang, peralatan dari batu dan tulang, kalung, rantai, dan anting-anting. Pernak-pernik dan ornamen kulit kerang, batu kapur, batu pirus, lapis lazuli, batu pasir, dan tembaga juga ditemukan.
Dalam peradaban ini, beberapa kota besar berkembang, di
antaranya: Harappa (3300 SM), Dholavira (2900
SM), Mohenjo-Daro (2500 SM), Lothal (2400 SM),
dan Rakhigarhi,
serta lebih dari 1000 kota kecil dan desa. Perkotaan pada masa peradaban
tersebut dikenal dengan arsitekturnya yang dibangun dari bata, memiliki sistem
drainase pinggir jalan, dan perumahan bertingkat. Kota-kota besar tersebut
luasnya sekitar satu mil, dan jarak yang jauh antara satu kota dengan kota
lainnya kemungkinan besar merupakan tanda sentralisasi politik, baik dalam
bentuk dua negara kota, atau imperium tunggal dengan ibukota alternatif, atau
mungkin Harappa menggantikan Mohenjo-Daro, yang diketahui pernah hancur akibat
banjir bandang tidak hanya sekali.[58] Peradaban lembah sungai indus juga dikenal akan
penggunaan pecahan desimal pada sistem pengukuran kuno.[59][60]
Pada akhir milenium ke-1 SM, perkembangan peradaban lembah sungai Indus
memasuki periode Weda, menurut estimasi masa penyusunan Regweda (sekitar 1700 SM hingga 1100 SM), kumpulan himne keagamaan yang
menjadi fondasi bagi agama Hindu dan aspek kultural lainnya pada masyarakat India awal.
Rentang waktu periode ini tidak diketahui dengan pasti, dan masa berakhirnya
diperkirakan sekitar abad ke-6 SM. Pada periode tersebut sudah ada religi yang menjadi perintis
bagi agama Hindu seperti yang dikenal pada masa kini.[61]
Daerah perkembangan peradaban Tiongkok pada
masa Dinasti Shang (± 1500 SM), tersebar di sekitar
lembah sungai Kuning.
Kebudayaan awal Tiongkok bermula tidak jauh dari kawasan sungai Kuning (serta sungai Yangtze) karena di sekitar kawasan tersebut banyak
ditemukan peninggalan prasejarah Tiongkok. Kebudayaan Neolitik tertua yang
ditemukan di Tiongkok di antaranya Pengtoushan(sungai Yangtze) dan Peiligang (sungai Kuning); semuanya bermula sejak sekitar 7000 SM atau
sebelum itu. Masa Kebudayaan Pengtoushan sulit dipastikan dan hasil perhitungan
bervariasi antara 9000 SM sampai 5500 SM; di situs kebudayaan tersebut
ditemukan sisa-sisa beras yang berasal dari masa 7000 SM. Di situs
purbakala Jiahu ditemukan beberapa bukti
pembudidayaan padi. Penemuan penting lainnya di Jiahu adalah
seruling kuno, berasal dari masa 7000 SM sampai 6600 SM. Peiligang merupakan
salah satu kebudayaan tertua di Tiongkok yang memproduksi gerabah. Baik
Pengtoushan maupun Peiligang mengembangkan budi daya jawawut, peternakan, penyimpanan dan distribusi pangan. Bukti
arkeologis juga mengindikasikan keberadaan pengrajin dan pegawai pada masa
kebudayaan Neolitik tersebut.
Piktograf yang diduga sebagai perintis sistem tulisan bahasa Tionghoa berasal dari masa yang setua kegiatan pertanian dan
peternakan di Tiongkok. Di Jiahu ditemukan sejumlah piktograf yang dikenal
sebagai simbol Jiahu.
Piktograf tersebut tidak dianggap sebagai sistem tulisan seutuhnya, melainkan
simbol-simbol yang mengawali penciptaan sistem tulisan.[62] Di Damaidi, Ningxia, terdapat ribuan ukiran pada tebing yang
berasal dari masa 6000–5000 SM, menampilkan 8000-an piktograf menyerupai matahari, bulan, bintang, dewa-dewi, dan adegan
perburuan dan peternakan. Piktograf tersebut mirip dengan huruf Tionghoa Kuno
yang diketahui selama ini.[63][64]
Masa kebudayaan Peiligang tergantikan oleh masa kebudayaan Yangshao (sekitar 5000–3000 SM). Pengaruh
kebudayaan tersebut meliputi kawasan Tiongkok Utara. Kebudayaan tersebut
tergantikan oleh kebudayaan Longshan sekitar 2500 SM. Pada situs arkeologis
seperti Sanxingdui dan Erlitou,
terdapat bukti peradaban Zaman Perunggu di Tiongkok. Pisau perunggu dalam bentuk
terkuno dari masa 3000 SM ditemukan di situs Majiayao di
provinsi Gansu dan Qinhai.
Menurut catatan sejarah Tiongkok, Sungai Kuning digunakan sebagai irigasi
sekitar 2200 SM oleh Yu yang Agung, perintis Dinasti Xia yang semi-mitologis. Dinasti Xia (sekitar 2100 SM hingga 1600 SM) adalah dinasti pertama
yang disebutkan dalam catatan sejarah Tiongkok, di antaranya Catatan
Sejarah Agung oleh Sima Qian dan Sejarah Bambu.[65][66] Meskipun ada perdebatan mengenai eksistensi dinasti
tersebut, ada beberapa bukti arkeologis yang mengacu pada keberadaannya. Sima Qian menyatakan bahwa dinasti tersebut didirikan sekitar 2200
SM, namun tanggal tersebut tidak cukup meyakinkan. Kini banyak arkeolog yang
menghubungkan keberadaan Dinasti Xia dengan penggalian di provinsi Henan,[67] tempat penemuan perabot
perunggu dari masa 2000 SM.
Dinasti historis pertama yang diakui keberadaanya adalah Dinasti Shang, berdiri sekitar 1500 SM. Bukti arkeologis
mengenai keberadaan Dinasti Shang berupa artefak perunggu dan tulang orakel, yaitu cangkang kura-kura atau tulang lemusir sapi yang ditulisi
simbol-simbol aksara Tiongkok Kuno, ditemukan di lembah Huang He di Yin, ibukota Dinasti
Shang. Cangkang kura-kura peninggalan Dinasti Shang berasal dari masa 1500 SM,
dihitung menurut teknik penanggalan
radiokarbon. Dinasti Shang
digantikan oleh Dinasti Zhou, sekitar abad ke-11 SM. Masa akhir Dinasti
Zhou merupakan masa kelahiran dua filsuf masyhur Tiongkok, yaitu Kong Hu Cu (pendiri Konfusianisme), dan Laozi (pendiri Taoisme).[68]
Di Gua Franchthi di Peloponesia,
sebelah tenggara Argolid,
terdapat bukti mengenai kegiatan pertanian purbakala di Yunani. Sejak sekitar 11.000 SM, budi daya biji-bijian,
kacang-kacangan, dan serealia terjadi pada masa yang sama,[69] sementara haver dan jelai muncul sekitar
10.500 SM, sedangkan ercis dan pir sejak sekitar
7300 SM. Permukiman Neolitik tersebar di seluruh Yunani, dengan kegiatan
meliputi pertanian dan produksi gerabah. Situs terkemuka seperti Sesklo dan Dimini, sudah memiliki jalan
dan alun-alun. Hal tersebut menjadikannya contoh tata ruang kota purbakala di
daratan Eropa.[70] Situs penting lainnya yaitu Dispilio,
tempat penemuan sabak kunodengan
guratan-guratan seperti tulisan kuno.
Peradaban Minoa merupakan peradaban Zaman Perunggu pertama di kawasan Yunani. Peradaban tersebut muncul di pulau Kreta dan berkembang
sekitar 2700 SM sampai 1500 SM, namun awal perkembangannya terjadi pada masa
jauh sebelum itu.[71] Pulau Kreta mulai dihuni oleh
manusia sekurang-kurangnya sejak 128000 SM, selama zaman Paleolitik Madya.[72] Tanda-tanda kegiatan pertanian
yang lebih canggih, sebagai awal suatu peradaban, muncul sekitar 5000 SM.[73] Keberadaan peradaban tersebut sempat terlupakan, sebelum
ditemukan pada awal abad ke-20 oleh arkeolog Inggris, Sir Arthur Evans. Will Durant memandang
peradaban tersebut sebagai "mata rantai pertama pada untaian (sejarah)
Eropa."[74]
Peradaban Mikene berkembang di seberang utara Kreta sejak sekitar
1600 SM, ketika kebudayaan Helladik di
Yunani daratan bertransformasi di bawah pengaruh kebudayaan Minoa dari Kreta.
Tidak seperti masyarakat Minoa yang mengandalkan perdagangan, masyarakat Mikene
lebih menyukai penaklukan. Peradaban Mikene didominasi oleh aristokrasi kesatria. Sekitar 1400 SM, bangsa Mikene memperluas
jangkauan kekuasaan mereka ke Kreta, pusat peradaban
Minoa (yang pada masa itu mengalami bencana letusan Santorini), dan mengadopsi suatu bentuk aksara Minoa yang disebut Linear A untuk
menuliskan bahasa Yunani Kuno; aksara yang dikembangkan pada masa peradaban
Mikene kemudian disebut Linear B.[75] Legenda Yunani menyebutkan bahwa bangsa Mikene tidak hanya
menaklukkan Minoa, tetapi juga negara kota Troya, disebutkan dalam
wiracarita Illiad sebagai saingan kekuasaan Mikene. Karena
satu-satunya catatan sejarah konflik tersebut adalah Iliad karya Homeros, maka sejarah Troya dan Perang Troya belum bisa dipastikan. Tahun 1876, arkeolog Jerman Heinrich Schliemann menemukan reruntuhan di Hissarlik,
termasuk kawasan Asia Minor sebelah barat (kini wilayah Turki) dan mengklaimnya
sebagai bekas kota Troya. Kepastian mengenai lokasi tersebut sebagai Troya
seperti yang dituturkan oleh Homeros masih diperdebatkan.[76]
Kebudayaan Yunani memiliki pengaruh besar pada
peradaban-peradaban Eropa yang muncul di kemudian hari, terutama peradaban Romawi. Bangsa Yunani mengembangkan konsep yang kini
dikenal sebagai negara kota, atau polis.[77] Kata "politik" berasal dari konsep tersebut, yang secara harfiah berarti segala hal menyangkut polis. Ada banyak polis pada
masa Yunani Kuno; beberapa yang terkemuka di antaranya: Athena, Sparta, Korintus, dan Thebes. Kota-kota tersebut tidak memiliki hubungan intens satu sama
lain, karena bentang alam Yunani yang didominasi pegunungan dan banyak pulau. Apabila suatu
kota tidak lagi memiliki cukup pangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh
penduduknya, maka beberapa orang keluar dari kota tersebut untuk mendirikan
kota baru. Kota baru itu dikenal sebagai koloni. Tiap kota bersifat mandiri dan diperintah langsung oleh
seseorang di kota tersebut. Koloni-koloni juga menjalin hubungan dengan kota
asal mereka demi perlindungan. Ketika daratan Yunani terancam perang (contohnya
saat melawan kekaisaran Persia), terjadi persekutuan antarnegara-kota untuk
menanggapi ancaman tersebut. Selain itu juga dapat terjadi perang antara negara
kota yang berbeda.
Peradaban di dataran pegunungan Andes yang terbentang sepanjang Amerika Selatan terdiri dari berbagai budaya yang
berkembang dari dataran tinggi Colombia hingga gurun Atacama. Kebudayaan yang paling menonjol adalah kebudayaan Peru Kuno dan
kebudayaan lainnya di sekitar Peru, seperti Tiahuanaco di Bolivia. Di lembah Ayacucho, tepatnya di situs Pikimachay,
hasil penelitian arkeologis mengungkapkan bukti keberadaan manusia di sana
sejak 22.200 hingga 14.700 tahun yang lalu,[78] namun hasil tersebut masih diragukan dan periode yang
lebih konservatif, yaitu 12.000 SM lebih diakui.[79] Di situs Pikimachay ditemukan
bukti budi daya tanaman, contohnya labu air, sejak 11.000 tahun yang lalu.[80] Sisa-sisa tanaman mengindikasikan bahwa sebelum 3000
SM, bayam, kapas, labu, lucuma,
dan kinoa sudah dibudidayakan di basin Ayacucho. Sejak
4000 SM, jagung (Zea mays) dan kacang-kacangan
mulai dibudidayakan.[81] Sejumlah tulang-belulang marmot mengindikasikan peternakan hewan tersebut, dan kemungkinan
besar llama mulai dibudidayakan sekitar 4300–2800 SM.[80]
Di kawasan Buena Vista, bangunan observatorium serupa kuil telah didirikan sejak 4200
tahun yang lalu.[82] Bangunan tersebut mengandung
ukiran yang elok serta patung seukuran manusia, terkesan unik karena kebudayaan
di sekitarnya masih menciptakan relief dua dimensi pada periode itu.[83] Sementara itu di situs Ventarron, Region Lambayeque terdapat kuil berhias mural berusia 4000
tahun.[84]
Sejauh penelitian arkeologis, peradaban tertua di belahan bumi barat pada umumnya, dan di Amerika Selatan pada khususnya, adalah peradaban Norte Chico atau peradaban Caral Supe (3200–1800 SM)
yang meninggalkan bukti arkeologis berupa permukiman di pesisir Peru, termasuk pusat kota
di Aspero dan Caral. Keberadaan quipu purbakala (media
komunikasi orang-orang Andes) di Caral menandakan bahwa penggunaan benda
tersebut sudah ada sejak dahulu kala. Piramida batu di situs tersebut diduga sezaman dengan Piramida Agung Giza. Di Norte Chico tidak ditemukan bukti
pembangunan kubu pertahan atau tanda-tanda bekas pertempuran, tidak seperti
kota-kota lainnya di pegunungan Andes.
Secara arkeologis, Norte Chico merupakan kebudayaan pra-keramik
pada Periode Kuno Akhir era Pra-Columbus; peradaban tersebut tak meninggalkan keramik dan jejak-jejak kesenian yang ditinggalkan hampir tidak
tampak. Prestasi mereka yang menakjubkan berupa arsitektur monumental,
termasuk tumulus dan plaza melingkar yang terbenam. Bukti
arkeologis mengindikasikan penggunaan teknologi tekstil dan kemungkinan besar ada pemujaan simbol-simbol
dewa-dewi. Pemerintahan maju diduga pernah dibentuk untuk memimpin Norte Chico
kuno.
sejarah bung karno - Dexter Harto K |
Mesoamerika merupakan region di Amerika Utara, yang pada masa kini mencakup Meksiko dan Karibia. Saat berbagai peradaban kompleks muncul di belahan bumi timur, kebanyakan masyarakat pribumi di benua Amerika masih hidup relatif sederhana selama
beberapa masa, dan terpecah menjadi berbagai kebudayaan regional yang berbeda-beda.
Selama Tahap Formatif atau Era Praklasik di Mesoamerika (sekitar 1800 SM sampai 200 M), peradaban yang lebih
kompleks dan terpusat mulai berkembang, terutama pada daerah yang kini
disebut Meksiko dan Karibia. Peradaban yang ada pada masa itu yakni Peradaban Olmek (1400 SM), Zapotek (600 SM), Awal Maya (seb. 200 M), dan lain-lain. Bangsa-bangsa di
Mesoamerika pada masa itu dapat mengembangkan pertanian dengan baik, misalnya
menanam jagung dan tanaman khas Amerika lainnya, serta
membuat budaya serta agama yang istimewa.
Selama bertahun-tahun, kebudayaan Olmek diduga sebagai
'kebudayaan ibu' bagi Mesoamerika, karena pengaruh besar yang disebarkannya di
kawasan tersebut. Pusat kebudayaan Olmek berada di pesisir Teluk Meksiko, wilayah negara bagian Veracruz dan Tabasco masa kini.[85] Kebudayaan Olmek menjadi
tonggak bersejarah bagi sejarah Mesoamerika, karena khazanah budaya Mesoamerika
pertama kali muncul di sana, di antaranya: organisasi kenegaraan, pengembangan kalender
upacara 260 hari dan kalender sekuler 365 hari, aksara pertama di Mesoamerika,[86] dan tata kota. Pengembangan
kebudayaan tersebut dimulai sekitar 1600–1500 SM.[87] Situs-situs kebudayaan Olmek
di antaranya: La Venta, San
Lorenzo, dan Tres Zapotes.
sejarah bujang senang - Dexter Harto K |
Di antara peradaban asli Amerika sebelum kedatangan bangsa
Eropa, peradaban Maya adalah peradaban yang memiliki aksara
paling sistematis. Mereka menunjukkan prestasi gemilang pada bidang seni dan arsitektur serta mengenal sistem matematika dan astronomi yang maju. Tempat perkembangan peradaban Maya telah
dijamah manusia sejak sekitar milenium ke-10 SM. Permukiman Maya pertama dibangun di sana sekitar 1800 SM,
di kawasan Soconusco. Pada masa kini merupakan wilayah Chiapas di Mexico, pesisir samudra Pasifik. Pada masa itu, manusia di kawasan tersebut
mulai bermukim secara permanen. Mereka menciptakan sistem pertanian dan
menimbun pangan. Gerabah dan pernak-pernik tanah liat juga dibuat. Mereka sudah
mampu membangun gundukan makam. Gundukan tersebut berkembang menjadi punden berundak. Batas jangkauan peradaban Maya kurang jelas.
Ada kemungkinan pada kawasan peradaban tersebut terjadi pembauran dengan
kebudayaan lainnya.[88]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar