Selasa, 06 Desember 2016

Kisah Nabi Ibrahim Melawan Raja Namrud, Raksasa Pendiri Menara Babel

Kisah Raja Namrud Wikipedia

Nimrod, Namrudz bin Kanʻān (Arab نمرود بن كنعان, bahasa Ibrani: נִמְרוֹד, Standar Nimrod Tiberias נִמְרֹד ; Nimrōḏ) (2275 SM – 1943 SM)[1] adalah salah satu seorang raja Mesopotamia mula-mula. Ia dijuluki "Pemburu yang Perkasa", karena keahliannya dalam berburu.

Pada zamannya, Meurut Ahli Sejarah Dexter Harto Nimrod merupakan seorang raja yang cerdas, namun kecerdasannya itu membuatnya bersikap sombong dan mengaku sebagai Tuhan dan usahanya selalu mendapatkan tantangan dari Ibrahim.[butuh rujukan] Namanya terkenal karena usahanya sebagai pendiri Menara Babel.[butuh rujukan] Ia adalah orang yang berkuasa di Babilonia yang menjadi pusat perdaban dunia setelah banjir bah, yang wilayahnya meliputi Asia Barat dan Timur Tengah. Menurut catatan Kejadian 10:8-12, ia mendirikan kota-kota besar seperti Babel, Erekh, Akad yang kesemua kota itu terletak di tanah Sinear, lalu ia pergi ke Asyur dan mendirikan Niniwe, Rehobot-Ir, Kalah, dan Resen.

Sisa peninggalannya yang dapat ditemui berada terletak di Gunung Namrudz, sekitar 150 km dari kota Adiyaman. Adiyaman terletak 1220 km dari Istanbul. Sebelum ini Gunung Namrudz dapat ditemukan di Abul Gharah, Iraq, tempat Namrudz dan rakyatnya menyembah Dewa Nabu yang mereka anggap sebagai anak dari Marduk. Gunung Namrudz yang mencapai ketinggian 2100 m, terletak di Banda Antitorus. Kawasan ini pada masa lalu termasuk dalam wilayah kekuasaan Babilonia.



Satu lagi kuil dan istana Namrudz dapat ditemui lagi di Mosul, yang terletak 396 km dari Baghdad. Luas bekas kuil dan istana ini mencapai 26.000 m2. Beberapa bagian dari kuil ini masih jelas terlihat. Kuil dan istana ini sempat dibangun kembali oleh Kerajaan Assyria sekitar tahun 1883-1859 SM.

Kata Nimrod (Namrudz) dalam bahasa Ibrani berasal dari kata “marad” yang artinya sendiri merupakan kata jamak yang memiliki arti “Dia membangkang".

Namanya tercatat dalam Kejadian 10:8-9, Mikha 5:6, 1 Tawarikh 1:10, dan kisah-kisah Islam.

amrudz adalah keturunan ke-5 dari Nuh. Silsilah lengkapnya adalah Namrudz bin Kanʻān bin Kush bin Ham bin Nuh.


Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Nabi Ibrahim berdakwah kepada Raja Namrud karena dia mengaku dirinya sebagai Tuhan (ada yang mengatakan bahwa ia berkuasa ketika itu selama 400 tahun).

Berikut ini kisahnya dalam Alquran:


“Apakah kamu tidak memperhatikan orang  yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya  karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan. Ketika Ibrahim mengatakan, “Tuhanku adalah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata,  “Saya dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari Timur, maka terbitkanlah dia dari Barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al Baqarah: 258)

Pada ayat di atas Namrud meminta Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menunjukkan bukti keberadaan Allah Ta’ala, maka Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata, “Tuhanku adalah yang mampu menghidupkan dan mematikan,” yakni bukti keberadaan Allah Ta’ala adalah adanya sesuatu dan hilangnya sesuatu setelah adanya, karena sudah pasti setiap yang ada pasti ada yang mengadakannya, Dialah Allah Ta’ala Tuhan alam semesta.


Namrud pun menjawab, “Aku juga bisa menghidupkan dan mematikan”, maksud menghidupkan adalah dengan membiarkan hidup atau tidak jadi dibunuh orang yang harus dibunuh. Sedangkan maksudnya bisa mematikan adalah dengan membunuh seeorang.

Kata-kata ini sebenarnya dia ucapkan hanya untuk membantah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan untuk membenarkan dakwaannya “mengaku tuhan” padahal jawaban ini sangat lemah sekali.

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam  kemudian mengatakan, “Sesungguhnya Allah yang menerbitkan matahari dari Timur maka terbitkanlah dari Barat!” Ketika itu patahlah argumentasi Namrud yang mengaku sebagai Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar